Rabu, 04 September 2013

MANFAAT JAMBU MENTE





 JENIS TANAMAN JAMBU METE
Jambu mete mempunyai puluhan varietas, di antaranya ada yang berkulit putih, merah, merah muda, kuning, hijau kekuningan dan hijau.
 

MANFAAT TANAMAN JAMBU METE

Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga biji mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan jem jambu mete. Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat. Apabila terkena udara, cairan tersebut berubah menjadi hitam. Cairan ini dapat digunakan untuk bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna. Selain itu, kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat sariawan. Batang pohon mete menghasilkan gum atau blendok untuk bahan perekat buku. Selain daya rekatnya baik, gum juga berfungsi sebagai anti gengat yang sering menggerogoti buku. Akar jambu mete berkhasiat sebagai pencuci perut. Daun Jambu mete yang masih muda dimanfaatkan sebagai lalap, terutama di daerah Jawa Barat. Daun yang tua dapat digunakan untuk obat luka bakar. 


Produk utama tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L.) adalah kacang mete. Sedangkan produk samping seperti buah semu dapat diolah menjadi sirup, anggur, abon , selai, dodol, nata de cashew dan pakan ternak. Lebih dari itu, gelondong mete setelah dipisahkan dari kacangnya didapat kulit yang umumnya dibuang sebagai limbah. Padahal limbah inilah dapat diolah menjadi bahan industri yang menjanjikan.


Ekspor produk mete Indonesia, sampai saat ini masih didominasi dalam bentuk gelondong (94,44%). Sedangkan dalam bentuk kacang mete relatif kecil yaitu hanya 5,56%. Pada posisi ini, sebenarnya Indonesia pada posisi merugi karena hilangnya nilai tambah dari pengolahan gelondong mete (kulit gelondong setelah dipisahkan dari kacangnya) menjadi Cashew Nut Shell Liquid (CNSL) sebagai bahan baku industri.


Seperti halnya kacang mete, peluang eskpor CNSL masih sangat terbuka. Data International Trade Center (ITC) menunjukkan bahwa kebutuhan Amerika Serikat mencapai 7.420 ton CNSL yang sebagian besar masih dipenuhi dari India dan Brazil. Di Indonesia usaha pengolahan CNSL belum berkembang, bahkan belum banyak masyarakat yang mengetahuinya. Padahal bahan bakunya cukup tersedia dan pemasarannya diketahui sangat prospektif ke berbagai negara.


Penggunaan CNSL secara luas adalah untuk berbagai keperluan industri diantaranya industri cat, minyak rem, vernis, industri ban, bahan kanvas rem, dan industri lainnya. Bahkan diduga masih terdapat sekitar 200 jenis industri yang menggunakan CNSL sebagai bahan baku atau bahan aditif. Salah satu langkah kebijakan pemerintah dalam mengembangkan agaroindustri mete yaitu mengarahkan petani/produsen disamping untuk memproduksi kacang mete, juga memanfaatkan praoduk samping seperti memanfaatkan dan mengolah buah semu menjadi aneka produk makanan maupun mengolah kulit mete/gelondong menjadi CNSL dengan harapan dapat memberikan nilai tambah sekaligus meningkatkan pendapatani petani/produsen jambu mete.


Badan Litbang Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri) telah melepas lima varietas unggul jambu mete, yaitu, GG-1 spesifik Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memiliki gelondong kecil dengan rasa kacang gurih yang berbuah lebat; MR-851 dan PK-36 spesifik Sulawesi Selatan dengan sifat gelondong sedang, rasa kacang agak gurih; SM-9 dan BO-2 spesifik Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan sifat gelondong besar, rasa tawar.


Informasi di bawah ini bisa menambah pengetahuan untuk melakukan budidaya dan pengolahan jambu mete sebagai peluang agribisnis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar