Perbanyakan Jambu mete dapat dilakukan secara vegetatif (tanpa
dengan biji) dan dapat pula dilakukan secara generatif (dengan biji) ;
1. Perbanyakan Generatif
Dalam hal perbanyakan secara generatif,perlu diperhatikan adalah berat biji calon bibit daripada ukuran besarnya biji.Hal ini dikarenakan sifat berat biji akan lebih baik dalam hal daya kecambah dan pertumbuhan selanjutnya.
Dalam hal perbanyakan secara generatif,perlu diperhatikan adalah berat biji calon bibit daripada ukuran besarnya biji.Hal ini dikarenakan sifat berat biji akan lebih baik dalam hal daya kecambah dan pertumbuhan selanjutnya.
Berat benih dapat ditentukan dengan cara merendam biji ke dalam
larutan gula (-+ 20%), biji yang tenggelam dapat digunakan untuk bibit.
2. Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan jambu mete dapat juga dilakukan secara vegetatif, walaupun relatif lebih sulit. Perbanyakan secara vegetif dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
- mencangkok (air layering)
- merunduk (layering)
- menyambung (grafting)
- menempel (budding)
- stek (cutting)
Perbanyakan jambu mete dapat juga dilakukan secara vegetatif, walaupun relatif lebih sulit. Perbanyakan secara vegetif dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
- mencangkok (air layering)
- merunduk (layering)
- menyambung (grafting)
- menempel (budding)
- stek (cutting)
Perbanyakan Secara Generatif
Persiapan
Benih atau biji yang akan disemaikan setidaknya telah mengalami penyimpanan paling sedikit 2-3 bulan dan paling lama 7-12 bulan, tergantung pada tempat penyimpanannya. Biji yang disimpan dalam karung daya kecambahnya masih cukup baik walaupun telah disimpan selama 6 bulan. Biji bakal benih hendaknya mempunyai berat jenis lebih besar dari 1, cara mengetahui adalah dengan merendam biji-biji tersebut dalam larutan gula 20%.Biji yang tenggelam adalah calon bakal benih yang baik.
Benih atau biji yang akan disemaikan setidaknya telah mengalami penyimpanan paling sedikit 2-3 bulan dan paling lama 7-12 bulan, tergantung pada tempat penyimpanannya. Biji yang disimpan dalam karung daya kecambahnya masih cukup baik walaupun telah disimpan selama 6 bulan. Biji bakal benih hendaknya mempunyai berat jenis lebih besar dari 1, cara mengetahui adalah dengan merendam biji-biji tersebut dalam larutan gula 20%.Biji yang tenggelam adalah calon bakal benih yang baik.
Penyemaian
- isi polybag dengan media tanam berupa tanah yang cukup gembur. Masukan biji mete lalu siram secukupnya dengan air. Untuk mengindari serangan hama (terutama rayap), di lubang tanam ditaburi pestisida (ex.Furadan).
- Polybag persemaian diusahakan disimpan ditempat teduh dan dekat dengan sumber air
- isi polybag dengan media tanam berupa tanah yang cukup gembur. Masukan biji mete lalu siram secukupnya dengan air. Untuk mengindari serangan hama (terutama rayap), di lubang tanam ditaburi pestisida (ex.Furadan).
- Polybag persemaian diusahakan disimpan ditempat teduh dan dekat dengan sumber air
Penanaman bibit
- Saat penanaman bibit/benih yang ideal adalah pada saat awal musim hujan. Di Kabupaten Situbondo sekitar bulan Desember.
- bibit yang akan dipindahtanamkan dari persemaian berumur sekita 5-6 bulan dari saat biji ditabur. Pada waktu pindah tanam tersebut,diusakan perakarannya tidak mengalami kerusakan. Jarak tanam bisa 8 X 8m, 9 X 9 m, 10 X 10m atau 5 X 5m (bila tidak ada rencana penanaman dengan tanaman sela)
- Setelah dilakukan penanaman, tanah disekitar bibit dipadatkan dan tidak boleh kering, karenanya perlu ditutup dengan serasah daun atau mulsa organik dan kalau memungkinkan disiram setiap pagi dan sore hari. Untuk mengurangi penguapan sebaiknya jumlah daun pada bibit tersebut dikurangi.
- Saat penanaman bibit/benih yang ideal adalah pada saat awal musim hujan. Di Kabupaten Situbondo sekitar bulan Desember.
- bibit yang akan dipindahtanamkan dari persemaian berumur sekita 5-6 bulan dari saat biji ditabur. Pada waktu pindah tanam tersebut,diusakan perakarannya tidak mengalami kerusakan. Jarak tanam bisa 8 X 8m, 9 X 9 m, 10 X 10m atau 5 X 5m (bila tidak ada rencana penanaman dengan tanaman sela)
- Setelah dilakukan penanaman, tanah disekitar bibit dipadatkan dan tidak boleh kering, karenanya perlu ditutup dengan serasah daun atau mulsa organik dan kalau memungkinkan disiram setiap pagi dan sore hari. Untuk mengurangi penguapan sebaiknya jumlah daun pada bibit tersebut dikurangi.
Penanaman Langsung
Biji tanaman mete dapat langsung ditanam di areal kebun, dengan cara sebagai berikut;
- dibuat lubang tanam dengan ukuran 50 X 50 X 50cm, kemudian masukkan tanah yang sudah tercampur dengan pupuk kandang yang sudah matang. Lalu masukkan biji mete sebanyak 2-3 biji / lubang tanam dengan jarak sekitar 10cm.Sebelumnya lubang tanam tersebut bisa ditaburi Furadan untuk mencegah serangan hama dan penyakit.
- Jarak tanam antara lubang tanam bisa 8 X 8m, 9 X 9 m, 10 X 10m atau 5 X 5m (bila tidak ada rencana penanaman dengan tanaman sela)
- Setelah dilakukan penanaman, tanah disekitar bibit dipadatkan dan tidak boleh kering, karenanya perlu ditutup dengan serasah daun atau mulsa organik dan kalau memungkinkan disiram setiap pagi dan sore hari.
Biji tanaman mete dapat langsung ditanam di areal kebun, dengan cara sebagai berikut;
- dibuat lubang tanam dengan ukuran 50 X 50 X 50cm, kemudian masukkan tanah yang sudah tercampur dengan pupuk kandang yang sudah matang. Lalu masukkan biji mete sebanyak 2-3 biji / lubang tanam dengan jarak sekitar 10cm.Sebelumnya lubang tanam tersebut bisa ditaburi Furadan untuk mencegah serangan hama dan penyakit.
- Jarak tanam antara lubang tanam bisa 8 X 8m, 9 X 9 m, 10 X 10m atau 5 X 5m (bila tidak ada rencana penanaman dengan tanaman sela)
- Setelah dilakukan penanaman, tanah disekitar bibit dipadatkan dan tidak boleh kering, karenanya perlu ditutup dengan serasah daun atau mulsa organik dan kalau memungkinkan disiram setiap pagi dan sore hari.
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan merupakan suatu tindakan
budidaya yang sangat penting.Pemeliharaan ini bukan saja ditujukan pada
tanaman tetapi juga pada tanahnya. Menjaga kesuburan tanah dengan
pemupukan, penyiangan, penyulaman, pengairan, pemangkasan serta
pengendalian hama-penyakit juga merupakan aspek budidaya yang perlu
diperhatikan.
Penyiangan
Pemeliharaan yang intensif dilakukan terutama pada tanamab berumur 2-3 tahun. Pada masa ini merupakan masa kritis pada tanaman, pertumbuhan yang baik pada fase ini setidaknya lebih menjamin pertumbuhan selanjutnya.
Penyiangan
Pemeliharaan yang intensif dilakukan terutama pada tanamab berumur 2-3 tahun. Pada masa ini merupakan masa kritis pada tanaman, pertumbuhan yang baik pada fase ini setidaknya lebih menjamin pertumbuhan selanjutnya.
Penyiangan tanaman
dapat dilakukan secara mekanis dengan membersihkan semua
tumbuhan-tumbuhan pengganggu disertai atau bersamaan pengolahan tanaman
secara ringan. Pengalaman kami dalam pengelolaan kebun mente di BPT
Situbondo, penyiangan gulma di sekitar pohon mete dapat merangsang dan
memperbanyak jumlah bunga dan buah.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila suatu (bibit) tanaman memang seharusnya diganti dengan (bibit) tanaman yang lebih sehat, sehingga populasinya per Ha tidak berkurang. Penyulaman masih bisa dilakukan pada tanaman berumur 2 – 3 tahun, pada tanaman yang lebih dari 3 tahun akan mengalami kemunduran pada pertumbuhannya
Penyulaman dilakukan apabila suatu (bibit) tanaman memang seharusnya diganti dengan (bibit) tanaman yang lebih sehat, sehingga populasinya per Ha tidak berkurang. Penyulaman masih bisa dilakukan pada tanaman berumur 2 – 3 tahun, pada tanaman yang lebih dari 3 tahun akan mengalami kemunduran pada pertumbuhannya
Pemupukan
Meskibupun jambu mete dapat tumbuh dan produktif pada tanah miskin dan tandus (marginal), namun lama kelamaan tanah tersebut akan mengalami kekurangan unsur hama. Apalagi jika pertanaman jambu mete ini dilakukan dalam pola kebun. Oleh karena itu pemupukan perlu dilakukan agar tanaman dapat memberikan hasil yang optimum.
Meskibupun jambu mete dapat tumbuh dan produktif pada tanah miskin dan tandus (marginal), namun lama kelamaan tanah tersebut akan mengalami kekurangan unsur hama. Apalagi jika pertanaman jambu mete ini dilakukan dalam pola kebun. Oleh karena itu pemupukan perlu dilakukan agar tanaman dapat memberikan hasil yang optimum.
Berdasarkan anjuran CPCAI (Central Plantation Crops Research
Institute) di India, pemupukan per pohon per tahun adalah 250 g N (500 g
urea), 125 g P2O5 (275 g TSP) dan 125 g K2O (250 g KCl) untuk tanaman
yang sudah berproduksi. Untuk dosisnya adalah 60 kg urea,115 kg TSP dan
60 kg KCl dengan asumsi populasi tanaman mete sekitar 150 – 200 pohon
per hektarnya.
Pengairan
Pengairan perlu dilakukan
terutama pada tanaman yang masih muda di kebun maupun di persemaian.
Pengairan dalam bentuk penyiraman dilakukan pada tanaman muda atau pada
bibit yang baru dipindahtanamkan. Tanaman ini juga tidak tahan terhadap
genangan air, oleh karena itu saluran drainase sebaiknya sudah
ada.Terutama pada lahan yang sudah mendapatkan pengairan.
Pemangkasan
Supaya
menghasilkan percabangan yang baik dan tajuk yang luas, pemangkasan
sangat perlu dilakukan. Proses pemangkasan harus sudah dilaksanakan
sejak tanaman masih berupa bibit, yaitu dengan menghilangkan/memangkas
tunas-tunas samping. Pemangkasan tunas samping ini terus dilakukan
sampai tanaman mencapai tinggi kira-kira 1,5 – 2 meter dari permukaan
tanah. Setelah mencapai tinggi 1,5-2 m atau dirasakan telah mempunyai
batang utama yang kuat, kemudian bisa dipilih 2-3 cabang samping yang
sehat dan mempunyai kedudukan yang baik terhadap batang utama.Nantinya
diharapkan akan menghasilkan tajuk yang bagus dengan intensitas cahaya
dan sirkulasi udara yang baik.
Pemangkasan bentuk dilakukan sebelum tanaman tanaman memasuki fase bunga, atau masih dalam tahap pertumbuhan vegetatif. Pemangkasan selanjutnya dilakukan setelah tanaman selesai berbuah, pemangkasan ini bersifat pemeliharaan. Yaitu pemangkasan ringan dengan menghilangkan cabang/ranting yang pertumbuhannya kurang baik,tidak sehat atau kering.
Perbanyakan Secara Vegeratif
Cara pembiakkan/perbanyakan secara vegetatif yang mudah dan murah dan biasa dilakukan adalah dengan mencangkok. Cara pembiakkan/perbanyakan dengan mencangkok dilakukan pada awal musim penghujan, agar cangkokan tetap lembab dan perakarannya cepat tumbuh. Bahan tanaman yang akan dicangkok, pilihlah tanaman yang pertumbuhannya baik, sehat, berumur kurang lebih 10 tahun,subur dan produktif, mempunyai sistem percabangan yang rimbun dan bentuk percabangan yang baik. Pencangkokan dilakukan pada saat tanaman belum berbunga. Pilihlah cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Bila terlalu muda pertumbuhannya akan lemah dan bila terlalu tua akan sulit berakar.
Cara Mencangkok
1. Cabang yang telah dipilih untuk dicangkok, kulitnya disayat/ dikupas melingkar mengelilingi cabang, dengan lebar secukupnya. Lakukan dengan hati-hati jangan sampai melebihi bagian kayu (kambium)
2. Kulit sayatan dibuang dan pada bagian kayu lendirnya dibuang, biarkan selama 2-3 hari. Setelah lendirnya agak kering lalu ditutup dengan tanah (yang telah bercampur pupuk 1:1) atau media tanam lain. Kemudian bungkus dengan plastik atau sabut kelapa.
3. Setelah 40-50 hari, cangkokan akan menghasilkan akar. Setelah kurang lebih 60 hari kemudian cangkokan dapat dipotong. Simpan bibit hasil cangkokan tersebut di tempat teduh, lembab dan terlindungi panasnya sinar matahari. Bibit asal cangkokan dapat dipindahtanamkan ke lapangan, paling cepat sekitar 2-3 hari kemudian.
4. Waktu pindah tanam sebaiknya pada saat masih ada hujan, lakukan pada sore hari/menjelang malam, media tanam sudah tercampur pupuk kandang. Berikan ajir sebagai penahan bibit cangkokan supaya tidak mudah tergeser atau bergerak karena angin.
Perawatan harus intensif, karena bibit jambu mente hasil cangkokan peka akan stressing atau cekaman karena panas ekstrim atau angin kencang yang menyebabkan pergeseran akar. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, pagi dan sore hari.
Setelah pindah tanam bibit hasil cangkok biasanya daunnya akan rontok. Kemudian akan tumbuh tunas baru
PEMANENAN DAN PENGOLAHAN HASIL
Pemanenan
Pemanenan dilakukan apabila buah semu mente sudah masak di pohon, yang ditandai dengan warnanya yang cerah/mengkilat. Merah, kuning atau jingga tergantung varietasnya. Tanaman yang baik sejak umur 2 tahunan sudah mulai berbunga dan berbuah. Pembuahan pada umur tersebut biasanya tidak memuaskan, buahnya akan banyak yang rontok. Setelah mencapai umur 3-4 tahun, produksinya sudah bisa dirapkan lebih baik atau meningkat bersamaan dengan bertambahnya umur tanaman.
Cara pemetikan jambu mete yang umum dilakukan ada dua cara, yaitu ;
1. Cara kekesan, yaitu memungut buah yang telah jatuh ke tanah karena kelewat masak (atau karena gangguan fisik). Jika buah semu itu akan diolah lagi menjadi sari buah atau wine, cara panen ini kurang baik karena buah semu tersebut telah mengami perubahan fisik dan kimiawi.
2. Cara Selektif, yaitu pemetikan buah yang telah benar-benar masak di pohon. Sehingga terhindar dari kerusakan fisik karena terjatuh atau kerusakan kimia karena terlalu masak.
Pemanenan dilakukan 2-5 hari sekali selama 2-3 bulan tergantung banyaknya buah dan kemampuan tenaga kerja.
Pengolahan Hasil
Pengolahan Biji Mete
Masalah utama dalam pengolahan adalah bagaimana cara mengupas sehingga diperoleh biji mete yang utuh. Pada prinsipnya cara pengolahan yang biasa dilakukan petani meliputi pengeringan mete gelondong, pengupasan kulit mete gelondong, pengeringan biji mete, pengupasan kulit ari, sortasi biji mete, pengepakan dan penyimpanan, serta pemasaran.
1. Pengeringan
Setelah pemanenan buah mete, dan pemisahan dengan buah semunya. Selanjutnya dikeringkan dengan cara dijemur sampai diperoleh kadar air kurang lebih 5%. Mete gelondongan yang kurang kering apabila disimpan menyebabkan cairan CNSL akan berdifusi ke dalam biji mete sehingga kualitasnya menjadi sangat rendah. Selain itu akan mudah terserang hama pengganggu yang menyerang selama penyimpanan.
2. Pengupasan Mete Gelondongan
Pengupasan dilakukan dengan cara membelah buah mete gelondongan dengan suatu alat sederhana yang disebut ‘Kacip’.
3. Pengeringan Biji Mete
Setelah pengupasan mete gelondong dengan kacip sehingga diperoleh biji mete, selanjutnya dilakukan pengeringan. Pengeringan ini bertujuan untuk mempermudah pengupasan kurit ari. pengeringan ini biasanya dengan cara penjemuran.
4. Pengupasan kurit ari
Setelah pengeringan, biji mete akan mengkerut dan kulit ari akan lebih mudah untuk dikelupas. Pengupasan kulit ari ini umumnya dengan cara manual (menggunakan tangan atau pisau kecil). Setelah kulit ari dikupas, kemudian biji mete dijemur kembali sekaligus untuk membersihkan dari sisa-sisa bekas kulit ari biji mete.
5. Sortasi dan Grading
Kualitas biji mete sangat menentukan harga jualnya. Tentunya biji mete dengan kualitas terbaik seperti biji utuh, bebas dari kerusakan mekanis,bersih,bebas dari bercak-bercak berwarna akan memiliki nilai jual yang paling tinggi. Pengertian biji utuh adalah jaminanan adanya paling sedikit 90% biji utuh/unit packing, kadar air 5-10%, bebas dari ketidakmurnian dan bau yang asing. Sortasi yang dilakukan petani kebanyakan biasanya secara manual, yaitu menggunakan tangan
6. Pengepakan dan Penyimpanan Biji Mete
Biji mete sebagian besar terdiri dari lemak, protein dan karbohidrat, fisik biji juga lunak dan agak rapuh. Cepat menyerap uap air dan bau. Oleh karena itu, biji mete setelah diproses segera harus disimpan. Ruang atau tempat penyimpanan biji mete harus dijaga dalam keadaan kering, tidak lembab dan selalu bersih dari kotoran atau benda/zat yang berbabau menyengat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar