Kamis, 05 September 2013

KEAJAIBAN KACANG MENTE UNTUK KESEHATAN



Kacang Mete Murah 



Menurunkan berat badan.
Sekitar 75 % lemak yang terkandung dalam kacang mente adalah lemak tak jenuh (unsaturated fats) yang merupakan lemak baik.

Selain itu, kacang mete mengandung serat dalam jumlah tinggi. Lemak baik membuat kacang mete dapat membantu menurunkan berat badan dan memberikan lebih banyak energi pada tubuh. Kacang mente juga membantu memperlancar metabolisme tubuh.



Manfaat  Kacang Mete Untuk Kesehatan

Pohon mete yang daun dan kulit kayu serta mente populer apel memiliki manfaat kesehatan herbal yang termasuk membunuh bakteri dan kuman, menghentikan diare, pengeringan cairan, meningkatkan libido, dan mengurangi demam, gula darah, tekanan darah dan suhu tubuh, tapi sayangnya produk samping dari bagian-bagian dari pohon mete tidak tersedia di Amerika Utara dan Eropa, terutama karena kualitas mereka sangat mudah rusak.

Kacang Kacang Mete Murah mente memang memiliki kandungan lemak yang relatif tinggi (12 gram per ons, 2 gram lemak jenuh), tetapi dianggap Hal ini disebabkan rasio lemak menyenangkan di mur “lemak baik.”, 1:02:01 untuk jenuh, tak jenuh tunggal, dan tak jenuh ganda, masing-masing, yang ilmuwan katakan adalah rasio ideal untuk kesehatan yang optimal.


Meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi kadar kolesterol jahat.

PRODUK JUALAN KACANG MENTE BERKUALITAS



JUAL KACANG METE :: Grosir Kacang Mente Menta, kacang mente kupas dan kacang mente goreng.


Sebagai putra daerah yang ingin memajukan dan memperkenalkan kampung halaman, maka kami ingin memajukan potensi daerah kami berupa hasil bumi yaitu KACANG MENTE KENDARI PROPINSI SULAWESI TENGGARA


Buah jambu monyet akan menghasilkan kacang mente yang masih terbungkus dalam kulitnya. Proses pertama yang dilakukan adalah mengeringkan kulitnya dengan dijemur dibawah terik matahari. Proses pengeringan ini tujuannya adalah untuk mempermudah proses pengupasan kulit / cangkang tersebut, sehingga hasil produks akan lebih banyak menghasilkan kacang mente super dari pada yang terbelah-terbelah.

1





KACANG MENTE MENTA


Sebagai produsen kacang mete mentah baik super maupun standar, menjadi tanggung jawab kami untuk selalu menjaga kualitas. Produk kami sortir satu persatu untuk mendapatkan kualitas super yang sesungguhnya.


Kualitas super disini kami pilih dari segi ukuran yang lebih besar-besar dan sempurna tidak ada pecahan atau luka, Keutuhan yang tidak belah-belah serta tekstur warna yang putih bersih tidak ada bekas kulit arinya. 90% mete super adalah utuh dan tidak terbelah, kecuali ada cacar saat pengiriman via ekspedisi dan jasa paket.

2. KACANG MENTE KUPAS 


SUPPLIER KACANG MEDE ( METE ) KUPAS

KACANG MENTE KUPAS 

Proses berikut setelah pengupasan / pengacipan adalah pengupasan biji kacang mente dari kulit arinya. Beberapa petani di daerah kami memanaskannya dulu diatas kompor / oven sehingga kulit ari lebih mudah dikupas. Hasil kupasan yang bersih akan menghasilkan mete kupasan dengan warna putih bersih dengan ukuran besar-besar. Kualitas seperti ini disebut dengan kacang mete mentah super / grade A.


3. KACANG MENTE GORENG 



Grosir Kacang Mete Murah Lebaran

KACANG MENTE GORENG 

Seperti diketahui kebanyakan orang bahwa mente KENDARI PROPINSI SULAWESI SELATAN memiliki cita rasa yang khas dan lebih nikmat dibandingkan dengan kacang mente daerah lain. Anda bisa membandingkan sendiri rasa nikmatnya. Bila Anda adalah seorang pebisnis kuliner seperti rumah makan, restaurant, toko makanan ringan, toko snack, jajanan pasar, pengusaha hotel, atau produsen makanan ringan. Anda bisa memasarkan produk kacang mete super kami untuk dijual kembali ataupun sebagai bahan baku makanan yang Anda produksi agar produk Anda menjadi lebih bernilai tinggi.

Jika Anda menghubungi kami saat ini, kami akan memberikan spesial harga khusus bagi Anda yang serius. Kami tidak membedakan klien yang membeli dalam kuantitas besar maupun ecer. Akan kami layani dengan senang hati. Mari SUKSES BERSAMA.


Untuk saat ini kami sedang mencari Buyer/ Agen untuk kerjasama dalam pemasaran kacang mente Asli kendari propinsi Sulawesi selatan. Kami melayani pendistribusian ke seluruh Nusantara. Untuk produk kami

 .

KACANG MENTE YANG SIAP DI EKSPOR DI INDONESIA MAU PUN LUAR NEGERI  DENGAN PARTE JUMLAH BANYAK  


Kami siap melayani dengan sepenuh hati pesanan - pesanan anda baik partai besar maupun kecil. Dalam pendistribusian/ pengiriman kacang mete kami biasanya bekerja sama dengan armada pengiriman barang untuk partai besar. Untuk pemesanan dalam jumlah kecil dan sedang kami bekerja sama dengan jasa pengiriman paket seperti : POS Indonesia, TIKI, JNE, dll.

Untuk Informasi dan Pemesanan : 
Silahkan tlp / sms 085979543169 atau 085241356712

NAMA : MUDDI
ASAL TINGGAL : KENDARI PROPINSI SULASWESI TENGGARA


JANGAN TAKUT MAKAN KACANG MENTE


Kacang mente (mente atau mede) adalah hidangan populer di saat Lebaran. Camilan ini mengandung lemak, protein, karbohidrat, dan macam-macam mineral. Meski berlemak tinggi, 82 persen lemak tersebut tergolong lemak tidak jahat atau lemak tak jenuh. Jadi, tak perlu takut menyantapnya. 


Rasanya yang lezat menyebabkan makan kacang mete sangat mengasyikkan. Bila tidak ingin berlebihan dalam menyantapnya, tentukan dulu porsi yang akan dimakan, dan makanlah secara perlahan-lahan. Jangan lupa untuk mengatur jeda yang cukup panjang di antara waktu suapan.

Menurut sejarah, tanaman jambu mente (Anacardium occidentale L.) berasal dari Brasil. Tanaman tersebut mula-mula dibawa ke India oleh pelaut Portugis pada abad ke-16. Dari India, tanaman tersebut menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahama, Sinegal, Kenya, Madagaskar, Mozambic, Sri Lanka, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.

MUTU KACANG MENTE

                          

                             

Kacang mete
Secara umum, mutu kacang mete dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok menurut keadaan (ukuran) biji mete dan 4 kelompok menurut warna.
Pengelompokan biji mete menurut keadaan (ukuran):
  1. Kacang mete utuh (whole kernels), yaitu kacang mete utuh seluruhnya, tanpa cacat.
  2. Kacang mete tidak utuh, yaitu kacang mete yang sebagian kecil sudah pecah (Butts kernels).
  3. Kacang mete belahan (split kernels), yaitu kacang mete setengah utuh atau merupakan belahan kacang mete yang utuh.
  4. Kacang mete remukan besar (large pieces kernels), yaitu kacang mete yang pecah lebih dari dua bagian dengan ukuran diatas 0.6 cm dan tidak lolos dengan ayakan 4 mesh.
  5. Kacang mete remukan kecil (small pieces kernels), yaitu kacang mete yang pecah/remuk dengan ukuran 0.4-0.5 cm dan tidak lolos dengan ayakan 6 mesh.
  6. Kacang mete remukan halus (baby bits kernels), yaitu kacang mete yang pecah/remuk halus, tetapi tidak lolos dengan ayakan 10 mesh.
Pengelompokan biji mete menurut warna biji mete:
  1. kacang mete putih (white kernels), yaitu kacang mete berwarna putih bersih, tidak terdapat bercak berwarna cokelat atau hitam.
  2. Kacang mete agak putih (fancy kernels), yaitu kacang mete berwarna agak putih atau agak gosong.
  3. Kacang mete setengah gosong (dessert kernels), yaitu kacang mete setengah gosong atau bercak-bercak hitam.
  4. Kacang mete gosong (scorched kernels), yaitu kacang mete yang gosong berwarna cokelat muda sampai cokelat akibat pemanasan yang berlebihan.
Dengan dua dasar penggolongan tersebut diperoleh 24 golongan kelas. Namun dalam pelaksanaannya penggolongan ini dapat berkurang menjadi beberapa kelas mutu saja, tergantung pada kebutuhan atau permintaan. Dari dasar penggolongan di atas, kacang mete yang mengalami pengolahan dapat digolongkan menjadi beberapa grade yaitu:
a. Grade I (Kacang mete yang termasuk dalam grade I) memiliki spesifikasi sebagai berikut:
  1. Kacang mete utuh seluruhnya, tanpa cacat, tidak terdapat bintik hitam atau cokelat karena serangan hama atau cendawan.
  2. Kacang mete cukup kering dengan kadar air maksimal 5%.
  3. Kacang mete tua.
  4. Kacang mete tidak tercampur dengan biji yang busuk.
  5. Kacang mete berwarna putih, pucat atau kelabu terang.
  6. Kacang mete tidak tercampur kotoran atau benda-benda asing.
  7. Kacang mete rusak akibat pengangkutan ke pasar kurang dari 10%.
b. Grade II (Kacang mete yang termasuk dalam grade II) memiliki spesifikasi sebagai berikut:
  1. Kacang mete tidak utuh, yaitu kacang mete yang sebagian kecil sudah pecah, tidak terdapat bintik hitam atau cokelat karena serangan hama atau cendawan.
  2. Kacang mete cukup kering dengan kadar air maksimal 5%.
  3. Kacang mete tua.
  4. Kacang mete berwarna putih, pucat atau agak putih, atau kelabu terang.
  5. Kacang mete tidak tercampur dengan kacang mete yang busuk.
  6. Kacang mete tidak tercampur kotoran atau benda-benda asing.
  7. Kacang mete rusak akibat pengangkutan ke pasar kurang dari 10%.
c. Grade III (Kacang mete yang termasuk dalam grade III) memiliki spesifikasi sebagai berikut:
  1. Kacang mete pecah terbelah memanjang menjadi dua bagian (kacang mete belahan utuh), tidak terdapat bintik hitam atau cokelat karena serangan hama atau cendawan.
  2. Kacang mete cukup kering dengan kadar air maksimal 5%.
  3. Kacang mete tua.
  4. Kacang mete berwarna putih, pucat atau agak putih, atau kelabu terang.
  5. Kacang mete tidak tercampur dengan kacang mete yang busuk.
  6. Kacang mete tidak tercampur kotoran atau benda-benda asing.
d. Grade IV (Kacang mete yang termasuk dalam grade IV) memiliki spesifikasi sebagai berikut:
  1. Kacang mete pecah yaitu pecahan kacang mete besar dan kecil dengan ukuran di atas 0.4 cm dan tidak lolos dengan ayakan 6 mesh, tidak terdapat bintik hitam atau cokelat karena serangan hama atau cendawan.
  2. Kacang mete cukup kering dengan kadar air maksimal 5%.
  3. Kacang mete tua.
  4. Kacang mete berwarna putih, pucat atau agak putih, atau kelabu terang.
  5. Kacang mete tidak tercampur dengan kacang mete yang busuk.
  6. Kacang mete tidak tercampur kotoran atau benda-benda asing.
e. Grade V (Kacang mete yang termasuk dalam grade V) memiliki spesifikasi sebagai berikut:
  1. Kacang mete agak gosong, utuh/tidak utuh (sebagian kecil pecah) terbelah memanjang menjadi dua bagian, tidak terserang hama atau cendawan.
  2. Kacang mete cukup kering dengan kadar air maksimal 5%.
  3. Kacang mete tua.
  4. Kacang mete berwarna gading cerah.
  5. Kacang mete tidak tercampur dengan kacang mete yang busuk.
  6. Kacang mete tidak tercampur kotoran atau benda-benda asing.
f. Grade VI (Kacang mete yang termasuk dalam grade VI) memiliki spesifikasi sebagai berikut:
  1. Kacang mete setengah gosong, utuh/tidak utuh/terbelah memanjang menjadi dua bagian, tidak terserang hama atau cendawan.
  2. Kacang mete cukup kering dengan kadar air maksimal 5%.
  3. Kacang mete tua atau yang belum tua.
  4. Kacang mete berwarna cokelat muda.
  5. Kacang mete tidak tercampur dengan kacang mete yang busuk.
  6. Kacang mete tidak tercampur kotoran atau benda-benda asing.
g. Grade VII (Kacang mete yang termasuk dalam grade VII) memiliki spesifikasi sebagai berikut:
  1. Kacang mete yang gosong dengan berbagai keadaan ukuran.
  2. Kacang mete cukup kering.
  3. Kacang mete tua/belum tua/keriput.
  4. Kacang mete berwarna gading tua/cokelat tua karena gosong atau hangus dari pemanasan yang berlebihan.
  5. Kacang mete tidak tercampur dengan kacang mete yang busuk.
  6. Kacang mete tidak tercampur kotoran atau benda-benda asing.
Hasil survei lapangan menunjukkan bahwa pengusaha pengolah kacang mete membagi mutu kacang mete berdasarkan ukurannya menjadi 4 kategori yaitu:
  1. kacang mete utuh atau super yaitu kacang mete yang utuh seluruhnya tanpa cacat;
  2. kacang mete belahan atau mengalami pecah 50% yaitu kacang mete setengah utuh;
  3. kacang mete remukan besar yaitu kacang mete pecah ukuran 1/4;
  4. kacang mete remukan halus atau menir yaitu kacang mete yang sudah remuk/pecah menjadi butiran kecil-kecil.
Menurut warna biji mete dibagi menjadi tiga klasifikasi sebagai berikut:
  1. kacang mete putih bersih;
  2. kacang mete setengah gosong;
  3. kacang mete gosong dan berwarna coklat.

KHASIAT JAMBU MENTE (ANACARDIUM OCCIDENTALE L)

Jambu mente merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu,


Kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahana, Senegal, Kenya, Madagaskar, Mozambik, Srilangka, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.


Jambu mente tersebar di seluruh Nusantara dengan nama berbeda-beda (diSumatera Barat: jambu erang/jambu monye, di Lampung dijuluki gayu, di daerah jawa Barat dijuluki jambu mede, di Jawa Tengah dan Jawa Timur diberi nama jambu monyet, di Bali jambu jipang atau jambu dwipa, dan di Sulawesi Utara disebut buah yaki.


Jambu mente mempunyai puluhan varietas, di antaranya ada yang berkulit putih, merah, merah muda, kuning, hijau kekuningan dan hijau.


Tanaman jambu mente merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga biji mete (kacang mente) dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mente semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, anggur mente, manisan kering, selai mente, buah kalengan, dan jem jambu mente.


Kulit batang pohon jambu mente berkhasiat sebagai obat kumur atau obat sariawan. Akar jambu mete berkhasiat sebagai pencuci perut. Daun Jambu mente yang masih muda dimanfaatkan sebagai lalap, terutama di daerah Jawa Barat. Daun yang tua dapat digunakan untuk obat luka bakar.

SEJARAH SINGKAT " JAMBU MENTE"

 1. SEJARAH SINGKAT
Jambu mete merupakan tanamnan buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahana, Senegal, Kenya, Madagaskar, Mozambik, Srilangka, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Di antara sekian banyak negara produsen, Brasil, Kenya, dan India merupakan negara pemasok utama jambu mete dunia.

Jambu mete tersebar di seluruh Nusantara dengan nama berbeda-beda (di Sumatera Barat: jambu erang/jambu monye, di Lampung dijuluki gayu, di daerah Jawa Barat dijuluki jambu mede, di Jawa Tengah dan Jawa Timur diberi nama jambu monyet, di Bali jambu jipang atau jambu dwipa, dan di Sulawesi Utara disebut buah yaki.


2. JENIS TANAMAN
Jambu mete mempunyai puluhan varietas, di antaranya ada yang berkulit putih, merah, merah muda, kuning, hijau kekuningan dan hijau.


3. MANFAAT TANAMAN
Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga biji mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan jem jambu mete.

Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat. Apabila terkena udara, cairan tersebut berubah menjadi hitam. Cairan ini dapat digunakan untuk bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna. Selain itu, kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat sariawan. Batang pohon mete menghasilkan gum atau blendok untuk bahan perekat buku. Selain daya rekatnya baik, gum juga berfungsi sebagai anti gengat yang sering menggerogoti buku. Akar jambu mete berkhasiat sebagai pencuci perut. Daun Jambu mete yang masih muda dimanfaatkan sebagai lalap, terutama di daerah Jawa Barat. Daun yang tua dapat digunakan untuk obat luka bakar.


4. SENTRA PENANAMAN
Tanaman jambu mete banyak tumbuh di Sulawesi Tenggara (Muna), Jawa Tengah (Jepara, Wonogiri), Jawa
Timur (Bangkalan, Sampang, Sumenep, Pasuruan, dan Ponorogo), dan di Yogyakarta (Gunung Kidul, Bantul, dan Sleman). Di luar Pulau Jawa, Jambu mete banyak ditanam di Bali (Karangasem), Sulawesi Selatan (Kepulauan Pangkajene, Sidenreng, Soppeng, Wajo, Maros, Sinjai, Bone, dan Barru), . dan NTB (Sumbawa Besar, Dompu, dan Bima).


5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Tanaman jambu mete sangat menyukai sinar matahari. Apabila tanaman jambu mete kekurangan sinar matahari, maka produktivitasnya akan menurun atau tidak akan berbuah bila dinaungi tanaman lain.


2) Suhu harian di sentra penghasil jambu mete minimun antara 15-25 derajat C dan maksimun antara 25-35 derajat C. Tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila ditanam pada suhu harian rata-rata 27 derajat C.


3) Jambu mete paling cocok dibudidayakan di daerah-daerah dengan kelembaban nisbi antara 70-80%. Akan tetapi tanaman jambu mete masih dapat bertoleransi pada tingkat kelembaban 60-70%.


4) Angin kurang berperan dalam proses penyerbukan putik tanaman jambu mete. Dalam penyerbukan bunga jambu mete, yang lebih berperan adalah serangga karena serbuk sari jambu mete pekat dan berbau sangat harum.


5) Daerah yang paling sesuai untuk budi daya jambu mete ialah di daerah yang mempunyai jumlah curah hujan antara 1.000-2.000 mm/tahun dengan 4-6 bulan kering (<60 mm).


5.2. Media Tanam
1) Jenis tanah paling cocok untuk pertanaman jambu mete adalah tanah berpasir, tanah lempung berpasir, dan tanah ringan berpasir.


2) Jambu mete paling cocok ditanam pada tanah dengan pH antara 6,3 – 7,3, tetapi masih sesuai pada pH antara 5,5 – 6,3.


5.3. Ketinggian Tempat
Di Indonesia tanaman jambu mete dapat tumbuh di ketinggian tempat 1-1.200 m dpl. Batas optimum ketinggian tempat hanya sampai 700 m dpl, kecuali untuk tujuan rehabilitasi tanah kritis.


6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Budidaya jambu mete dapat diperbanyak secara generatif melalui biji dan secara vegetatif dengan cara pencangkokan, okulasi, dan penyambungan. Biji yang akan ditanam harus berasal dari pohon induk pilihan. Cara penanganan biji mete untuk benih adalah :

a) Buah mete/calon bibit dipanen pada pertengahan musim panen.


b) Buah mete tersebut harus sudah matang dan tidak cacat.


c) Biji mete segera dikeluarkan dari buah semu lalu dicuci bersih, kemudian disortir.


d) Biji mete dijemur sampai kadar air 8-10%.


e) Bila dikemas dalam kantong plastik, aliran udara di ruang penyimpanan harus lancar dengan suhu antara 25-30 derajat C dan kelembaban: 70 -80%.


f) Lama penyimpanan bibit 6 bulan, paling lama 8 bulan.


g) Sebelum ditanam, benih (biji mete) harus disemai dahulu.


6.2. Pengolahan Media Tanam


1) Persiapan
Sebelum ditanami lahan harus dibersihkan dahulu, pH harus 4-6, tanah tanaman jambu mete sangat toleran terhadap lingkungan yang kering ataupun lembab, juga terhadap tanah yang kurang subur. Daerah dengan tanah liat pun jambu mete dapat tetap bisa hidup dan berproduksi dengan baik. saat tanam jambu mete
adalah awal musim hujan, pengolahan tanah sudah dimulai di musim kemarau.


2) Pembukaan lahan
Lahan yang akan ditanami jambu mete harus terbuka atau terkena sinar matahari dan disiapkan sebaik-baiknya.Tanah dibajak/dicangkul sebelum musim hujan. Batang-batang pohon disingkirkan dan dibakar, untuk tanah yang pembuangan airnya kurang baik dibuatkan parit-parit drainase.


3) Pemupukan
Pemberian pupuk kandang dimulai sejak sebelum penanaman. Sebaiknya disaat tanaman masih kecil, pemupukan dengan pupuk kandang itu diulangi barang dua kali setahun. Caranya dengan menggali lubang sekitar batang, sedikit diluar lingkaran daun. pupuk atau kompos dimasukkan kedalam lubang galian itu.
Pemupukan berikutnya dilakukan dengan menggali lubang, diluar lubang sebelumnya. Pemberian pupuk kandang dan kompos, kecuali dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan fisik tanah.


6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola dan Jarak Tanam
Pada budi daya monokultur jarak tanam dianjurkan 12 x 12 m. Maka dalam setiap satu ha lahan jumlah total tanaman yang dibutuhkan sebanyak 69 batang. Jarak tanam dapat dibuat dengan ukuran 6 X 6 m sehingga jumlah total tanaman yang dibutuhkan adalah 276 batang/ha. Kerapatan tanaman kemudian dijarangkan pada umur 6-10 tahun.


Untuk efisiensi lahan, dapat diterapkan budidaya polikultur. Beberapa jenis tanaman bernilai ekonomis dapat dimanfaatkan sebagai tanaman sela. Sebagai contoh adalah tanaman palawija, rumput setaria, dan jambu mete. Bibit jambu mete yang berasal dari pencangkokan dapat ditanam dengan jarak 5 x 5 m, bila jarak tanam jambu mete 10 x 10 m. Kedua bentuk ini hanya dapat diterapkan di lahan datar. Di lahan miring harus disesuaikan dengan garis kontur.


2) Pembuatan Lubang Tanam
Cara membuat lubang tanam:
a) Tanah digali dengan ukuran : 30 x 30 x 30 cm. Bila jenis tanahnya sangat liat, ukuran lubang tanam dibuat: 50 x 50 x 50 cm. Bila di lubang tanam terdapat lapisan cadas, harus ditembus, agar akar dapat tumbuh sempurna dan terhindar dari genangan air.


b) Pada waktu penggalian lubang, lapisan tanah bagian atas dipisahkan ke arah
Utara dan Selatan serta lapisan bawah ke arah Timur dan Barat.


d) Lubang tanam dibiarkan terbuka 4 minggu. Pada waktu penutupan lubang,
tanah lapisan bawah dikembalikan ke tempat semula, disusul lapisan atas yang telah bercampur dengan pupuk kandang 1 pikul.


e) Di lubang tanam yang telah ditimbun dibuat ajir agar lubang tanam mudah ditemukan kembali.


3) Cara Penanaman
Penanaman dapat dilakukan 4–6 minggu setelah lubang tanam disiapkan. Untuk mengurangi keasaman tanah, pembuatan lubang tanam sebaiknya dilakukan pada musim kemarau.Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a) Bibit yang akan ditanam dilepas dari polybag. Tanah yang melekat pada akar dijaga jangan sampai berantakan agar perakaran bibit tidak rusak.


b) Penanaman dilakukan sampai sebatas leher akar atau sama dalamnya seperti sewaktu masih dalam persemaian. Bila menggunakan bibit dari okulasi dan sambung, diusahakan akar tunggangnya tetap lurus. Letak akar cabang diusahakan tersebar kesegala arah. Ujung-ujungnya yang patah/rusak
sebaiknya dipotong.


c) Tanah disekitar batang dipadatkan dan diratakan agar tidak dapat terdapat rongga-rongga udara diantara akar dan tidak terjadi genangan air. Tanaman perlu diberi penyangga dari bambu agar dapat tumbuh tegak.


6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiraman
Bibit yang baru ditanam memerlukan banyak air. Oleh karena itu tanaman perlu disiram pada pagi dan sore hari. Penyiraman dilakukan secukupnya dan air siraman jangan sampai menggenangi tanaman.


2) Penyulaman
Penyulaman dilakukan setalah tanaman berumur 2-3 tahun. Apabila tanaman berumur ≥3 tahun maka pertumbuhan tanaman sulaman umumnya kurang baik atau akan terhambat.


3) Penyiangan dan Penggemburan
Bibit jambu mete mulai berdaun dan bertunas setelah 2-3 bulan ditanam. Pembasmian gulma sebaiknya dilakukan sekali dalam 45 hari. Tanah yang disiram setiap hari tentu semakin padat dan udara di dalamnya semakin sedikit. Akibatnya, akar tanaman tidak leluasa menyerap unsur hara. Untuk itu tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan.


4) Pemupukan
Tanaman jambu mete dipupuk dengan pupuk kandang, kompos, atau pupuk buatan. Pemberian pupuk kandang/ kompos dilakukan dengan cara menggali parit melingkar, di luar tajuk sebanyak 2 blek minyak tanah (20 kg). Pupuk dituangkan ke dalam parit dan ditutup dengan tanah. Pemupukan berikutnya dilakukan dengan pupuk buatan.


5) Pemangkasan
Cara pemangkasan tanaman jambu mete dilakukan sebagai berikut:
a) Tunas-tunas samping pada bibit terus-menerus dipangkas sampai tinggi cabang mencapai 1 – 1,5 m dari tanah.


b) Pilih 3 – 5 cabang sehat dan baik posisinya terhadap batang pokok .


c) Pemangkasan ini dilakukan sebelum tanaman berbunga. Pemangkasan untuk pemeliharaan dilakukan setelah tanaman berbuah.


6) Penjarangan
Penjarangan dilakukan bertahap pada saat tajuk tanaman saling menutupi. Apabila jarak tanaman 6 x 6 m dan ditanam secara monokultur maka tajuk tanaman diperkirakan sudah bersentuhan pada tahun 6 – 10 tahun. Pada saat itu penjarangan mulai dilakukan.


7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
Hama yang sering menyerang tanaman jambu mete adalah hama pengisap daun, nyamuk daun, penggerek daun, penggulung daun, ulat kipat, ulat hijau, dan ulat perusak bunga. Insektisida yang dianjurkan antara lain: Tamaron, Folidol, Lamnate, Basudin dan Dimecron dengan dosis 2cc atau 2 gram/liter air.


1) Ulat kipat (Cricula trisfenestrata Helf)
Pada tanaman terlihat kepompong bergelantungan. Ulat berwarna hitam bercak- bercak putih, kepala dan ekor warna merah nyala, seluruh tubuhnya ditumbuhi rambut putih. Telurnya berwarna putih, oval. Fase pupa berlangsung 4 minggu, fase kepompong 3-5 minggu. Gejala: daun-daun tidak utuh dan terdapat bekas
gigitan; pada serangan yang hebat, daun dapat habis sama sekali, tetapi tanaman tidak mati; tanaman tidak akan menghasilkan buah, dan baru pulih setelah 18 bulan. Pengendalian: dengan menyemprotkan insektisida Symbush 50 EC atau Pumicidin dengan dosis 1,0 – 1,5 ml/liter air.


2) Helopeltis sp.
Tubuh imago berwarna hitam, kecuali abdomen bagian belakang sebelah bawah berwarna putih. Gejala: pada tunas-tunas daun muda, tangkai daun terdapat bercak-bercak hitam tidak merata; daun dan ranting segera mengering dan diikuti dengan gugurnya daun. Pengendalian: (1) melalui teknik bercocok tanam, misalnya dengan mengurangi tanaman inang atau tanaman peneduh; (2) dengan insektisida Agroline dengan dosis 0,2 % atau Thiodan dengan dosis 0,02 %.


3) Ulat penggerek batang (Plocaederus feeeugineus L)
Gejala: mula-mula daun berubah warna menjadi kuning; lama-kelamaan daun akan gugur/rontok dan tanaman dapat mati. Pengendalian: (1) dengan menangkap ulat penggerek tersebut; (2) dengan mengolesi sekitar permukaan batang/akar dengan larutan BMC 1-2% (20 gram/liter air).


4) Hama penggerek buah dan biji (Nephoteryx sp.)
Gejala: buah muda yang diserang hama ini akan berjatuhan dan kering, sedang buah tua isinya belum penuh. Pengendalian: belum didapatkan cara yang tepat, sebab larva instar yang jatuh terakhir dan menjadi pupa di tanah, maka hama dapat diberantas secara mekanis atau kimiawi, yaitu dengan menggunakan Karbaril 0,15%.


7.2. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang adalah penyakit busuk batang dan akar, penyakit bunga dan putik, dan Antracnossis. Penyakit ini dapat dibasmi dengan Fungisida Zinc Carmamate, Captacol dan Theophanatea.


1) Penyakit layu
Penyakit ini muncul bila tempat pembibitan terlalu lembab dan jenuh air.
Penyebab: jamur Phytophthora palmivora, Fusarium sp. dan Phytium sp. Gejala: bila tanaman tiba-tiba menjadi layu. Pengendalian: (1) dengan memperbaiki lingkungan pembibitan, seperti memperdalam parit pembuangan air dan mengurangi naungan yang terlalu rapat; (2) dengan penyemprotan Dithane M 45 secara teratur dan terencana.


2) Daun layu dan kering
Penyebab: bakteri Phytophthora solanacearum. Gejala: secara mencolok daun-daun berubah warna dari hijau menjadi kuning lalu gugur; beberapa cabang meranggas dan tanaman akhirnya mati; jaringan kayu pada batang yang terserang di bawah kulit berwarna hitam atau biru tua dan berbau busuk. Pengendalian: tanaman yang terserang penyakit ini harus dibongkar sampai ke akar-akarnya supaya penyakit tidak menular ke tanaman lain; pencegahan harus secara terpadu; bibit dan alat-alat pertanian harus bebas dari kontaminasi bakteri dan karantina tanaman dilakukan secara konsekuen.


3) Bunga dan buah busuk
(1) Penyebab: Colletrichum sp., Botryodiplodia sp., Pestalotiopsis sp. Gejala: kulit buah hitam dan busuk.


(2) Penyebab: Pestalotiopsis sp, Colletrichum sp, Pestalotiopsis sp., Botryodiplodia sp., Fusarium sp. Gejala: permukaan kulit buah & kulit biji, kering kecoklatan & pecah-pecah, bunga & tangkainya busuk.


(3)Penyebab : Botryodiplodia sp. , Fusarium sp., Pestalotiopsis sp. Gejala: kulit biji busuk dan hitam. Pengendalian: (1) perlu dilakukan secara terpadu; (2) untuk memberantas jamur parasit ini beberapa fungisida yang efektif adalah Dithane M-


8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri buah jambu mete yang sudah tua adalah sebagai berikut:
a) Warna kulit buah semu menjadi kuning, oranye, atau merah tergantung pada jenisnya.


b) Ukuran buah semu lebih besar dari buah sejati.


c) Tekstur daging semu lunak, rasanya asam agak manis, berair, dan aroma buahnya mirip aroma stroberi.


d) Warna kulit bijinya menjadi putih keabu-abuan dan mengilat.
Ketepatan masa panen dan penanganan buah mete selama masa pemanenan merupakan faktor penting. Tanaman jambu mete dapat dipanen untuk pertama kali pada umur 3-4 tahun. Buah mete biasanya telah dapat dipetik pada umur 60-70 hari sejak munculnya bunga. Masa panen berlangsung selama 4 bulan, yaitu pada bulan November sampai bulan Februari tahun berikutnya. Agar mutu gelondong/kacang mete baik, buah yang dipetik harus telah tua.


8.2. Cara Panen
Sampai saat ini ada dua cara panen yang lazim dilakukan di berbagai sentra jambu
mete di dunia, yaitu cara lelesan dan cara selektif.
a) Cara lelesan
Dilakukan dengan membiarkan buah jambu mete yang telah tua tetap di pohon dan jatuh sendiri atau para petani menggoyang-goyangkan pohon agar buah yang tua berjatuhan.


b) Cara selektif
Dilakukan secara selektif (buah langsung dipilih dan dipetik dari pohon). Apabila buah tidak memungkinkan dipetik secara langsung, pemanenan dapat dibantu dengan galah dan tangga berkaki tiga.


8.3. Prakiraan Produksi
Banyaknya hasil panen tergantung dari umur tanam. Jambu mete yang berumur 3-4 tahun dapat menghasilkan gelondong kering 2-3 kg/pohon. Hasil ini meningkat menjadi 15-20 kg/pohon pada umur 20-30 tahun. Tanaman jambu mete sebenarnya masih dapat berproduksi sampai umur 50 tahun, tetapi masa paling produktifnya adalah pada umur 25-30 tahun.


9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Mutu kacang mete di pasaran cukup bervariasi. Variasi mutu kacang mete tersebut antara lain dipengaruhi oleh varietas tanaman jambu mete yang berbeda dan perlakuan serta pengawasan selama proses pengolahan berlangsung. Banyaknya varietas tanaman jambu mete yang ditanam oleh para petani indonesia menyebabkan mutu mete yang dihasilkan sangat beragam baik mengenai ukuran gelondong, warna, rasa, maupun rendamen kacang metenya.


9.2. Pengolahan Gelondong Mete
Pengolahan gelondong mete dapat dilakukan melalui tahapan berikut ini:
a) Pemisahan gelondong dengan buah semu
b) Pencucian
c) Sortasi dan pengelasan mutu
d) Pengeringan
e) Penyimpanan


9.3. Pengolahan Kacang Mete
Urutan pengolahan kacang mete adalah:
a) Pelembaban gelondong mete
b) Penyangraian gelondong mete
c) Pengupasan kulit gelondong mete
d) Pelepasan kulit ari
e) Sortasi dan pengelasan mutu
f) Pengemasan


10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1.Analisis Usaha Budidaya
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Jambu mete mulai berbuah pada umur 5 tahun. Panen setiap tahun, hasilnya meningkat mulai umur 8 – 10 tahun. Setelah itu berbuah lebat hingga lebih dari 20 tahun. Dengan menanam jambu mete, disamping menjaga kelestarian tanah dan air, setiap hektar akan diperoleh 100 pohon x 5 kg/pohon x Rp. 500,- = Rp. 250.000,- (tahun 1988)


11. STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
Mutu kacang mete dinilai dari bentuk, ukuran biji, bobot biji dan warna. Selain itu juga faktor rasa, bau, dan tekstur ikut mem-pengaruhi mutu kacang mete, terutama dalam hubungannya dengan penerimaan konsumen. Rasa kacang mete dipengaruhi oleh faktor intrinsik alami, varietas tanaman dan faktor ekstrinsik seperti tumbuhnya jamur pada kacang dan proses pengolahannya.


11.2.Diskripsi
Biji Mete kupas (Cashew Kernels) adalah biji dari buah tanaman jambu mete yang telah dikupas kulitnya dan telah dikeringkan. Standar mutu kacang mete di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-2906-1992.


11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu
Jenis/kelas mutu kacang mete terbagi menjadi 4 kelas (I, II, III dan IV). Adapun standar atau syarat mutu kacang mete dilihat dari:
a) Kulit ari
b) Biji terkena CNSL
c) Serangga
c) Biji berulat
d) Biji busuk
e) Biji bercendawan/jamur
f) Benda-benda asing
g) Warna (Kelas I: ke-putih-putihan)
h) Bobot maksimum dalam gram/biji: I = 5 gram/biji; II = 5 gram/biji; III = 10 gram/biji.
h) Kadar air dalam maksimum %: I = 16%; II = 15% ; III = 15%.
i) Keutuhan biji mete ( utuh, belah, pecah, tidak termasuk biji utuh)
11.4.Pengambilan Contoh


Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah peti/karton dengan maksimum 30 peti/karton dari tiap partai barang, kemudian tiap peti/karton diambil contoh kurang lebih 500 gram Contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur sehingga merata, kemudian dibagi empat dan dua bagian diambil secara diagonal. Cara ini dilakukan beberapa kali sampai mencapai contoh seberat 1000 gram Contoh kemudian disegel dan diberi label.


11.5.Pengemasan
Pengemasan tidak dapat meningkatkan atau memperbaiki mutu, tetapi hanya
mempertahankan atau melindungi mutu produk yang dikemas. Oleh karena itu hanya
produk yang baik yang perlu dikemas. Produk yang rusak atau busuk yang ada
dalam kemasan akan menjadi kontaminasi dan infeksi bagi produk yang masih
sehat. Akibatnya produk tidak akan laku di pasaran.


Kacang mete yang diekspor biasanya dalam bentuk mentah dengan kadar air antara
4-6%, yang dikemas dalam kaleng hampa udara dan diisi dengan karbondioksida.
Kaleng kemasan yang digunakan sama dengan kaleng minyak tanah atau minyak
goreng, tetapi sebaiknya yang masih baru, bersih, kering, kedap udara dan tidak
bocor, serta harus bebas dari infeksi serangga dan jamur serta tidak karatan.
Bagian luar peti/karton pembungkus ditulis dengan cat yang tidak mudah luntur dan
jelas terbaca antara lain:
a) Produksi Indonesia.
b) Nama barang.
c) Nama perusahaan/eksportir.
d) Jenis mutu.
e) Nomor kemasan.
f) Berat kotor.
g) Berat bersih.
h) Negara/tempat tujuan.


Rabu, 04 September 2013

CARA BUDIDAYA JAMBU MENTE



Perbanyakan Jambu mete dapat dilakukan secara vegetatif (tanpa dengan biji) dan dapat pula dilakukan secara generatif (dengan biji) ;

1. Perbanyakan Generatif
Dalam hal perbanyakan secara generatif,perlu diperhatikan adalah berat biji calon bibit daripada ukuran besarnya biji.Hal ini dikarenakan sifat berat biji akan lebih baik dalam hal daya kecambah dan pertumbuhan selanjutnya.

Berat benih dapat ditentukan dengan cara merendam biji ke dalam larutan gula (-+ 20%), biji yang tenggelam dapat digunakan untuk bibit.

2. Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan jambu mete dapat juga dilakukan secara vegetatif, walaupun relatif lebih sulit. Perbanyakan secara vegetif dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
- mencangkok (air layering)
- merunduk (layering)
- menyambung (grafting)
- menempel (budding)
- stek (cutting)

Perbanyakan Secara Generatif

Persiapan
Benih atau biji yang akan disemaikan setidaknya telah mengalami penyimpanan paling sedikit 2-3 bulan dan paling lama 7-12 bulan, tergantung pada tempat penyimpanannya. Biji yang disimpan dalam karung daya kecambahnya masih cukup baik walaupun telah disimpan selama 6 bulan. Biji bakal benih hendaknya mempunyai berat jenis lebih besar dari 1, cara mengetahui adalah dengan merendam biji-biji tersebut dalam larutan gula 20%.Biji yang tenggelam adalah calon bakal benih yang baik.

Penyemaian
- isi polybag dengan media tanam berupa tanah yang cukup gembur. Masukan biji mete lalu siram secukupnya dengan air. Untuk mengindari serangan hama (terutama rayap), di lubang tanam ditaburi pestisida (ex.Furadan).
- Polybag persemaian diusahakan disimpan ditempat teduh dan dekat dengan sumber air

Penanaman bibit
- Saat penanaman bibit/benih yang ideal adalah pada saat awal musim hujan. Di Kabupaten Situbondo sekitar bulan Desember.
- bibit yang akan dipindahtanamkan dari persemaian berumur sekita 5-6 bulan dari saat biji ditabur. Pada waktu pindah tanam tersebut,diusakan perakarannya tidak mengalami kerusakan. Jarak tanam bisa 8 X 8m, 9 X 9 m, 10 X 10m atau 5 X 5m (bila tidak ada rencana penanaman dengan tanaman sela)
- Setelah dilakukan penanaman, tanah disekitar bibit dipadatkan dan tidak boleh kering, karenanya perlu ditutup dengan serasah daun atau mulsa organik dan kalau memungkinkan disiram setiap pagi dan sore hari. Untuk mengurangi penguapan sebaiknya jumlah daun pada bibit tersebut dikurangi.

Penanaman Langsung
Biji tanaman mete dapat langsung ditanam di areal kebun, dengan cara sebagai berikut;
- dibuat lubang tanam dengan ukuran 50 X 50 X 50cm, kemudian masukkan tanah yang sudah tercampur dengan pupuk kandang yang sudah matang. Lalu masukkan biji mete sebanyak 2-3 biji / lubang tanam dengan jarak sekitar 10cm.Sebelumnya lubang tanam tersebut bisa ditaburi Furadan untuk mencegah serangan hama dan penyakit.
- Jarak tanam antara lubang tanam bisa 8 X 8m, 9 X 9 m, 10 X 10m atau 5 X 5m (bila tidak ada rencana penanaman dengan tanaman sela)
- Setelah dilakukan penanaman, tanah disekitar bibit dipadatkan dan tidak boleh kering, karenanya perlu ditutup dengan serasah daun atau mulsa organik dan kalau memungkinkan disiram setiap pagi dan sore hari.

PEMELIHARAAN 
Pemeliharaan merupakan suatu tindakan budidaya yang sangat penting.Pemeliharaan ini bukan saja ditujukan pada tanaman tetapi juga pada tanahnya. Menjaga kesuburan tanah dengan pemupukan, penyiangan, penyulaman, pengairan, pemangkasan serta pengendalian hama-penyakit juga merupakan aspek budidaya yang perlu diperhatikan.

Penyiangan
Pemeliharaan yang intensif dilakukan terutama pada tanamab berumur 2-3 tahun. Pada masa ini merupakan masa kritis pada tanaman, pertumbuhan yang baik pada fase ini setidaknya lebih menjamin pertumbuhan selanjutnya.

Penyiangan tanaman dapat dilakukan secara mekanis dengan membersihkan semua tumbuhan-tumbuhan pengganggu disertai atau bersamaan pengolahan tanaman secara ringan. Pengalaman kami dalam pengelolaan kebun mente di BPT Situbondo, penyiangan gulma di sekitar pohon mete dapat merangsang dan memperbanyak jumlah bunga dan buah.

Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila suatu (bibit) tanaman memang seharusnya diganti dengan (bibit) tanaman yang lebih sehat, sehingga populasinya per Ha tidak berkurang. Penyulaman masih bisa dilakukan pada tanaman berumur 2 – 3 tahun, pada tanaman yang lebih dari 3 tahun akan mengalami kemunduran pada pertumbuhannya

Pemupukan
Meskibupun jambu mete dapat tumbuh dan produktif pada tanah miskin dan tandus (marginal), namun lama kelamaan tanah tersebut akan mengalami kekurangan unsur hama. Apalagi jika pertanaman jambu mete ini dilakukan dalam pola kebun. Oleh karena itu pemupukan perlu dilakukan agar tanaman dapat memberikan hasil yang optimum.
 

Berdasarkan anjuran CPCAI (Central Plantation Crops Research Institute) di India, pemupukan per pohon per tahun adalah 250 g N (500 g urea), 125 g P2O5 (275 g TSP) dan 125 g K2O (250 g KCl) untuk tanaman yang sudah berproduksi. Untuk dosisnya adalah 60 kg urea,115 kg TSP dan 60 kg KCl dengan asumsi populasi tanaman mete sekitar 150 – 200 pohon per hektarnya.

Pengairan
Pengairan perlu dilakukan terutama pada tanaman yang masih muda di kebun maupun di persemaian. Pengairan dalam bentuk penyiraman dilakukan pada tanaman muda atau pada bibit yang baru dipindahtanamkan. Tanaman ini juga tidak tahan terhadap genangan air, oleh karena itu saluran drainase sebaiknya sudah ada.Terutama pada lahan yang sudah mendapatkan pengairan.

Pemangkasan
Supaya menghasilkan percabangan yang baik dan tajuk yang luas, pemangkasan sangat perlu dilakukan. Proses pemangkasan harus sudah dilaksanakan sejak tanaman masih berupa bibit, yaitu dengan menghilangkan/memangkas tunas-tunas samping. Pemangkasan tunas samping ini terus dilakukan sampai tanaman mencapai tinggi kira-kira 1,5 – 2 meter dari permukaan tanah. Setelah mencapai tinggi 1,5-2 m atau dirasakan telah mempunyai batang utama yang kuat, kemudian bisa dipilih 2-3 cabang samping yang sehat dan mempunyai kedudukan yang baik terhadap batang utama.Nantinya diharapkan akan menghasilkan tajuk yang bagus dengan intensitas cahaya dan sirkulasi udara yang baik.

Pemangkasan bentuk dilakukan sebelum tanaman tanaman memasuki fase bunga, atau masih dalam tahap pertumbuhan vegetatif. Pemangkasan selanjutnya dilakukan setelah tanaman selesai berbuah, pemangkasan ini bersifat pemeliharaan. Yaitu pemangkasan ringan dengan menghilangkan cabang/ranting yang pertumbuhannya kurang baik,tidak sehat atau kering.


Perbanyakan Secara Vegeratif

Cara pembiakkan/perbanyakan secara vegetatif yang mudah dan murah dan biasa dilakukan adalah dengan mencangkok. Cara pembiakkan/perbanyakan dengan mencangkok dilakukan pada awal musim penghujan, agar cangkokan tetap lembab dan perakarannya cepat tumbuh. Bahan tanaman yang akan dicangkok, pilihlah tanaman yang pertumbuhannya baik, sehat, berumur kurang lebih 10 tahun,subur dan produktif, mempunyai sistem percabangan yang rimbun dan bentuk percabangan yang baik. Pencangkokan dilakukan pada saat tanaman belum berbunga. Pilihlah cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Bila terlalu muda pertumbuhannya akan lemah dan bila terlalu tua akan sulit berakar.

Cara Mencangkok

1. Cabang yang telah dipilih untuk dicangkok, kulitnya disayat/ dikupas melingkar mengelilingi cabang, dengan lebar secukupnya. Lakukan dengan hati-hati jangan sampai melebihi bagian kayu (kambium)

2. Kulit sayatan dibuang dan pada bagian kayu lendirnya dibuang, biarkan selama 2-3 hari. Setelah lendirnya agak kering lalu ditutup dengan tanah (yang telah bercampur pupuk 1:1) atau media tanam lain. Kemudian bungkus dengan plastik atau sabut kelapa.

3. Setelah 40-50 hari, cangkokan akan menghasilkan akar. Setelah kurang lebih 60 hari kemudian cangkokan dapat dipotong. Simpan bibit hasil cangkokan tersebut di tempat teduh, lembab dan terlindungi panasnya sinar matahari. Bibit asal cangkokan dapat dipindahtanamkan ke lapangan, paling cepat sekitar 2-3 hari kemudian.

4. Waktu pindah tanam sebaiknya pada saat masih ada hujan, lakukan pada sore hari/menjelang malam, media tanam sudah tercampur pupuk kandang. Berikan ajir sebagai penahan bibit cangkokan supaya tidak mudah tergeser atau bergerak karena angin.



Perawatan harus intensif, karena bibit jambu mente hasil cangkokan peka akan stressing atau cekaman karena panas ekstrim atau angin kencang yang menyebabkan pergeseran akar. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, pagi dan sore hari.

Setelah pindah tanam bibit hasil cangkok biasanya daunnya akan rontok. Kemudian akan tumbuh tunas baru






PEMANENAN DAN PENGOLAHAN HASIL

Pemanenan
Pemanenan dilakukan apabila buah semu mente sudah masak di pohon, yang ditandai dengan warnanya yang cerah/mengkilat. Merah, kuning atau jingga tergantung varietasnya. Tanaman yang baik sejak umur 2 tahunan sudah mulai berbunga dan berbuah. Pembuahan pada umur tersebut biasanya tidak memuaskan, buahnya akan banyak yang rontok. Setelah mencapai umur 3-4 tahun, produksinya sudah bisa dirapkan lebih baik atau meningkat bersamaan dengan bertambahnya umur tanaman.

Cara pemetikan jambu mete yang umum dilakukan ada dua cara, yaitu ;

1. Cara kekesan, yaitu memungut buah yang telah jatuh ke tanah karena kelewat masak (atau karena gangguan fisik). Jika buah semu itu akan diolah lagi menjadi sari buah atau wine, cara panen ini kurang baik karena buah semu tersebut telah mengami perubahan fisik dan kimiawi.
2. Cara Selektif, yaitu pemetikan buah yang telah benar-benar masak di pohon. Sehingga terhindar dari kerusakan fisik karena terjatuh atau kerusakan kimia karena terlalu masak.
Pemanenan dilakukan 2-5 hari sekali selama 2-3 bulan tergantung banyaknya buah dan kemampuan tenaga kerja.



Pengolahan Hasil
Pengolahan Biji Mete
Masalah utama dalam pengolahan adalah bagaimana cara mengupas sehingga diperoleh biji mete yang utuh. Pada prinsipnya cara pengolahan yang biasa dilakukan petani meliputi pengeringan mete gelondong, pengupasan kulit mete gelondong, pengeringan biji mete, pengupasan kulit ari, sortasi biji mete, pengepakan dan penyimpanan, serta pemasaran.


1. Pengeringan
Setelah pemanenan buah mete, dan pemisahan dengan buah semunya. Selanjutnya dikeringkan dengan cara dijemur sampai diperoleh kadar air kurang lebih 5%. Mete gelondongan yang kurang kering apabila disimpan menyebabkan cairan CNSL akan berdifusi ke dalam biji mete sehingga kualitasnya menjadi sangat rendah. Selain itu akan mudah terserang hama pengganggu yang menyerang selama penyimpanan.

2. Pengupasan Mete Gelondongan
Pengupasan dilakukan dengan cara membelah buah mete gelondongan dengan suatu alat sederhana yang disebut ‘Kacip’.

3. Pengeringan Biji Mete
Setelah pengupasan mete gelondong dengan kacip sehingga diperoleh biji mete, selanjutnya dilakukan pengeringan. Pengeringan ini bertujuan untuk mempermudah pengupasan kurit ari. pengeringan ini biasanya dengan cara penjemuran.

4. Pengupasan kurit ari
Setelah pengeringan, biji mete akan mengkerut dan kulit ari akan lebih mudah untuk dikelupas. Pengupasan kulit ari ini umumnya dengan cara manual (menggunakan tangan atau pisau kecil). Setelah kulit ari dikupas, kemudian biji mete dijemur kembali sekaligus untuk membersihkan dari sisa-sisa bekas kulit ari biji mete.

5. Sortasi dan Grading
Kualitas biji mete sangat menentukan harga jualnya. Tentunya biji mete dengan kualitas terbaik seperti biji utuh, bebas dari kerusakan mekanis,bersih,bebas dari bercak-bercak berwarna akan memiliki nilai jual yang paling tinggi. Pengertian biji utuh adalah jaminanan adanya paling sedikit 90% biji utuh/unit packing, kadar air 5-10%, bebas dari ketidakmurnian dan bau yang asing. Sortasi yang dilakukan petani kebanyakan biasanya secara manual, yaitu menggunakan tangan

6. Pengepakan dan Penyimpanan Biji Mete
Biji mete sebagian besar terdiri dari lemak, protein dan karbohidrat, fisik biji juga lunak dan agak rapuh. Cepat menyerap uap air dan bau. Oleh karena itu, biji mete setelah diproses segera harus disimpan. Ruang atau tempat penyimpanan biji mete harus dijaga dalam keadaan kering, tidak lembab dan selalu bersih dari kotoran atau benda/zat yang berbabau menyengat.